22.02 -
No comments
Tinjauan Pustaka Pengukuran (Fisika)
TINJAUAN
PUSTAKA
Pengukuran atau mengukur adalah
suatu kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang ditetapkan
sebagai satuan. Jangka sorong adalah salah satu alat untuk mengukur panjang
dengan ketelitian sampai 0,1 mm atau 0,01 cm (Sisyanto,2012). Jangka sorong
memiliki dua bagian utama, yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Pada rahang
tetap terdapat skala panjang yang
disebut skala utama, sedang pada rahang sorong terdapat skala panjang
yang disebut skala vernier atau nonius. Skala nonius terdiri dari 10 bagian
yang panjangnya 9mm. Dengan demikian, tiap skala nonius memiliki panjang 0,9mm.
Selisih satu skala utama dengan satu skala nonius sama dengan 1mm – 0,9mm =
0,1mm. Selisih sebesar 0,1mm inilah yang disebut ketelitian jangka sorong (Foster, 2004). Contoh penggunaan jangka
sorong yaitu pada pengukuran indeks telur dengan mengukur panjang dan lebar
diameter telur.
Bentuk telur dinyatakan dengan Indeks Telur,
yaitu perbandingan antara diameter lebar dan diameter panjang telur. Nilai Indeks Telur bervariasi. Bobot telur yang ditetaskan dan indeks bentuk
telur dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok (Wardiny, 2002). Paimin dalam Wardiny
(2002) menyatakan bahwa, nilai indeks bentuk telur sebenarnya berpengaruh pada
daya tetas. Hasil penelitian membuktikan bahwa telur yang bulat oval, telur
dengan indeks bentuk telur 75% dapat menetas jingga 70 – 75%, sedangkan telur
yang bentuknya lebih bulat atau terlalu panjang (lonjong) daya tetas hanya
mencapai 30 – 35%. Hal ini disebabkan karena isi dari bagian telur tidak
seimbang. Haugh Unit yaitu hubungan antara tebal atau tinggi albumen dengan
keseluruhan bobot telur, merupakan dasar pengukuran indeks mutu telur
(Mampioper dkk, 2008).
Pemanenan telur dilakukan dengan tenang (tidak tergesa-gesa) dengan memasukkan telur pada egg tray. Bila telah selesai, segera bawa keluar dari kandang untuk mengurangi kontaminasi dengan kotoran itik di dalam kandang. Dalam penanganan telur yang baru keluar dari tubuh itik, hal yang harus diperhatikan adalah lamanya telur dalam sarang atau lantai kandang. Makin lama telur berada dalam sangkar apalagi di lantai kandang, makin besar kemungkinan telur tercemar bakteri. Jadi, sebaiknya telur diambil atau dipanen secepatnya (Supriyadi, 2011). Kebutuhan masyarakat akan telur setiap tahun mengalami peningkatan. Telur yang dihasilkan setiap hari cukup disimpan di rak telur dengan posisi penyimpanan telur yang benar (bagian yang runcing di bawah) dan disimpan pada suhu yang tidak lembab dapat mempertahankan masa penyimpanan telur sebelum dijual pada pedagang besar yang kemudian menjual telur tersebut kepada konsumen (Mappigau dan Esso, 2011).
0 komentar:
Posting Komentar